askep ISPA (infeksi saluran pernafasan atas)

KONSEP DASAR

 askep infeksi saluran pernafasan atas

1. Pengertian
Infeksi  Saluran  Pernapasan  Akut  (ISPA) adalah  proses  infeksi akut  berlangsung selama  14 hari, yang  disebabkan  oleh mikroorganisme  `dan  menyerang  salah  satu bagian,  dan  atau lebih dari saluran  napas, mulai  dari  hidung  (saluran  atas) hingga alveoli (saluran  bawah),  termasuk jaringan adneksanya,  seperti sinus,  rongga telinga tengah & pleura (Depkes RI, 2005 ).
ISPA adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. (JKM, 2012)

2. Etiologi
Kebayakan,infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan mikroplasma,kecuali epligloitis akut.organisme streptococus dan disteria merupakan agen bakteri utama yang mampu menyebabkan penyakit faring primer,  bahkan pada kasus tonsilo faringiis akut, sebagian besar penyakit berasal non bakteri. Walaupun ada bayak hal yang tumpang tindih, beberapa organisme lebih mungkin menimbulkan sindrom pernafasan tertenu daripada yang lain dan agen tertentu mempuyai kecendrungan lebih besar dari pada yang lain untuk menimbulkan penyakit yang berat. Beberapa virus (campak) dapat dihubungkan dengan bayak sekali variasi gejala saluran pernafasan atas dan bawah sebagai bagian dari gambaran klinis umum yang melibatkan sistem organ lainya.

3. Klasifikasi
Di atas 5th :
a. Pnemonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam
b. Bukan pnemonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa nafas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pnemonia.

Unuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit, yaitu :
a. Pnemonia berat : bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas ( pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis atau meronta).
b. Pnemonia bila disertai nafas cepat. Batas nafas cepat ialah untuk usia 2-12 bulan adalah 50kali per menit atau lebih dan untuk usia 1-4tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
c. Bukan pnemonia : batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.

4. Manisfestasi klinis
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri tenggorokan
- Hidung buntu,pilek
- Batuk
- Nafas cepat dan dalam
- Suhu tubuh meningkat
- Retraksi interkosta
- Gambaran paru abnormal

5. Patofisiologi
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab.
Walaupun saluran pernapasan atas (akut) secara langsung terpajan lingkungan, namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai bronchus dan alveoli.
Terdapat beberapa mekanisme protektif di sepanjang saluran pernapasan untuk mencegah infeksi, refleksi batuk mengeluarkan benda asing dan mikroorganisme, dan membuang mucus yang tertimbun, terdapat lapisan mukosilialis yang terdiri dari sel-sel dan berlokasi dari bronchus ke atas yang menghasilkan mucus dan sel-sel silia yang melapisi sel-sel penghasil mucus.
Silia bergerak dengan ritmis untuk mendorong mucus, dan semua mikroorganisme yang terperangkap di dalam mucus, ke atas nasofaring tempat mucus tersebut dapat dikeluarkan melalui hidung, atau ditelan. Proses kompleks ini kadang-kadang disebut sebagai system Eksalator mukolisiaris.
Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut dan mengkoloni saluran napas atas, maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ketiga yang penting (system imum) untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai di saluran napas bawah.
Respons ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya misalnya makrofag, neutrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan berlangsung. Apabila terjadi gangguan mekanisme pertahanan di bidang pernapasan, atau mikroorganismenya sangat virulen, maka dapat timbul infeksi saluran pernapasan bawah.

6. Komplikasi
SPA ( saluran pernafasan akut sebenarnya merupakan self limited disease yang sembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi penyakit ISPAyang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan penyakitseperti : semusitis paranosal, penutuban tuba eustachii, lanyingitis, tracheitis, bronchtis, dan brhonco pneumonia dan berlanjut pada kematian karena danya sepsis yang meluas.( Whaley and Wong, 2000 ).

7. Penatalaksanaan
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA.
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. 

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
Upaya pencegahan 
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. 
b. Immunisasi. 
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan. 
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA. 

Pengobatan dan perawatan
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek.

Pengobatan lain :
a. Mengatasi panas (demam) dgn memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). 
b. Mengatasi batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari. 

Terimaksih sudah membaca askep ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) semoga bermanfaat untuk anda

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : askep ISPA (infeksi saluran pernafasan atas)